17 August 2006
Seorang Perempuan Suatu Ketika
Aku melihat kesuraman seorang perempuan pada tengah malam buta. Airmata bagai hujan yang menderas. Bintang dan kegelapan malam menjadi saksi yang membeku. Ia adalah seorang yang menyesali diri. Dan entah bagaimana, ia mampu mengubah kesedihan menjadi kelegaan. Aku adalah seorang pendengar yang baik. Selalu. Penyesalan ialah sia-sia, karena waktu tak mampu berbalik arah. Dan maafkanlah aku, mungkin juga salahku yang terlalu terbuka.
Untuk sementara aku dihempas bimbang. Ada hal-hal yang sering tak bisa kupahami. Kenangan itu apa? Mengapa ia selalu saja menjelma belenggu yang memenjarakan. Lalu aku harus bagaimana lagi? Jika tak ada seorang pun yang mampu. Moga suatu saat seseorang akan mengerti, bahwa terlalu bodoh baginya untuk terus larut dalam persoalan remeh semacam itu. Sesuatu yang telah kita jalani harus mengalah untuk tertinggal dan berlalu, sebab hidup masih panjang membentang.
Bandung, 220506.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment