22 August 2006

Aku Serupa Malam

Hari ini aku ingin menjumpai seseorang, berkata-kata, mengungkapkan sebuah penyesalan, sekadar rasa bersalah, atau mungkin apa saja. Namun, mengapa tiba-tiba aku serasa kehilangan setiap alasan untuk setiap tindakan. Serupa malam yang kian sunyi dan dingin. Aku menggigil. Tercerabut dari sesuatu yang tak bernama, tak berasa, tak bentuk, namun mengada. Lalu di mana kau, tempat aku berkisah. Tatapku tak mampu menemukanmu dalam rerimbun kabut. Aku harus mengucap banyak pengakuan hari ini. Tak mampu lagi kubendung. Sungguh. Maafku untuk setiap sisi gelapku, karena kita tak pernah benar-benar menginginkan semua itu terjadi. Pun diriku sendiri, itu benar. Angin yang mengirimkannya tiba-tiba, tanpa sepengetahuan siapa pun. Terlebih diriku. Jangan pernah mendakwaku sebagai lelaki busuk yang rakus melahap rasa sayangmu. Aku tak pernah mencoba merampok tiap kesempatan dalam kesempitan. Berilah maklum pada diriku. Aku dan kau manusia, penuh alpa. Berilah aku setitik kepercayaan. Toh, janjiku tak tergoyahkan dan bisa kubuktikan ribuan kali. Jangan anggap ini semacam rayuan penghias dosaku. Ini hanya serupa penyadaran bahwa kita tak benar-benar harus menanggung hal yang terjadi. Semua telah berlaku, maka biarlah berlalu. Kalau pun itu kau sesali, ijinkan aku yang menanggung setiap cela sepenuhnya. Aku hanya tak ingin kau meratap dalam sedih. Segalanya demi agar kita memiliki banyak alasan lagi untuk kembali berkata-kata, mengungkapkan rasa, atau hal-hal lainnya. Karena itu, hari ini aku menantimu untuk segera berkemas dari bayang-bayang malam. Mari kita kembali menikmati hidup sebagaimana mestinya. Dan aku akan selalu menantimu di tempat yang sama, selalu seperti sedia kala. Ok.

Bandung, 230806

1 comment:

RoSa said...

assalamu'alaikum..salam kenal kembali dari RoSa :)