17 August 2006
Pulang
I
Mungkin aku mesti memetakan kembali rencana-rencana, juga berbagai kemungkinan yang ada. Telah banyak kuhabiskan segala yang kupunyai. Lagi pula keduniawian ini untuk apa? Bayang yang ingin kugapai semakin mengabur. Telah lama aku terbenam dalam kekhawatiran ini. Berbaur bersama keterasingan rasa. Selamat malam, Kabut. Segalanya menguap dalam alunan semu. Ada sembilu yang menusuk. Namun, tak lama lagi aku akan pergi. Menuju gelombang kenangan dan riuh masa lalu. Tunggulah, Malam. Aku akan pulang.
II
Tentu tak setiap orang punya tempat di mana ia bisa kembali pulang. Maka bersyukurlah siapapun yang bisa merasakan makna kepulangan. Mengunjungi masa kecil yang tertinggal, tempat di mana kita belajar untuk meraba hidup dengan segala keluguannya. Maka di sinilah aku untuk kembali pulang. Mengunjungi orang-orang yang telah banyak mengajariku tentang hidup, juga dunia. Ada kebersamaan yang mengharukan, juga keterasingan suasana. Ah, mungkin sudah waktunya bagiku untuk kembali belajar mengenal.
III
Tak bisa kuingkari, ada banyak ingatan yang tercecer di sini, di setiap tempat-tempat tak bernama, di setiap tumpukan benda-benda, di setiap wajah-wajah, juga di setiap bayang-bayang peristiwa. Kadang aku menemui salah satunya, tapi juga kadang kehilangan yang lainnya. Aku harus belajar untuk terus bersengketa dengan keinginan yang tak bisa kunjung kumengerti. Namun, siapakah aku, sementara kepulangan juga berarti jerat pengabdian. Aku sering merasa harus kembali menjelma kanak-kanak di sini.
Bandung, 10-230605
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment