03 March 2007

My New World

hidup selalu mengantarkanku dalam sebuah likuan tajam. bayang masa depan yang mengabur, juga timbunan masa lalu yang renyah, menawarkan kegilaan yang akut. telah ku saksikan perseteruan peristiwa. jalanan yang bising dengan lalu-lalang deru, juga hidangan menggoda amarah yang kalut. di sinilah aku terdampar. aku bisa menyaksikan hamparan kegalauan matahari, bersama senja yang basah ia tertunduk. menyelam dalam samudra kerisauan malam yang akan datang.

bersamamu telah ku kecam hari-hari. dengan perdebatan panjang yang tampak jinak. matamu kian berwarna jingga. celoteh anak-anak kita kian riang, bahkan kala tanpa kehadiranmu. berapa banyak awan yang harus ku persunting untukmu. sementara wajah-wajah kita mungkin kian membatu tersengat rasa benci. tak perlu merajuk, sunyiku belum lagi bosan. berencana menyusun sengketa yang telah membuatku semakin porak-poranda. anehnya, masa silam kita tak pernah meruntuh. bersembunyi lekat dalam bayang daun-daun. bersendawa keras-keras pada dunia. kian membuktikan bahwa tuhan memang benar-benar ada.
berjaraklah, wahai waktuku. sebab airmata senantiasa luka.

Indramayu, 4 February 2007